Pekanbaru (Riaunews.com) – Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, Asdilfi, menilai temuan ganja di lingkungan kampus merupakan “alarm keras” yang menunjukkan lemahnya sistem pengawasan dan keamanan.
“Ini bukan sekadar peristiwa mengejutkan, tetapi tanda bahwa kita lengah. UIN Suska Riau seharusnya menjadi benteng nilai keilmuan dan akhlak, bukan tempat peredaran barang haram. Kasus ini merusak kredibilitas kampus di mata masyarakat,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).
Asdilfi menyebut lemahnya patroli, absennya langkah pencegahan, serta minimnya sistem keamanan menjadi celah yang dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab. Ia mendesak rektorat memperketat pengawasan di seluruh area kampus, memasang CCTV di titik rawan, membentuk patroli rutin, dan membangun sistem keamanan terintegrasi.
“Perbaikan ini tidak bisa ditunda. Jika kampus kembali lalai, berarti kita sedang membuka pintu bagi kehancuran generasi, terutama mahasiswa UIN Suska Riau,” tegasnya.
Kasus ini sebelumnya diungkap Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Riau yang menangkap dua mantan mahasiswa UIN Suska berinisial RS dan S. Dari keduanya, petugas menyita total 63 bungkus ganja kering dengan berat bruto sekitar 63 kilogram.
Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Riau, Kombes Charles Panuju Sinaga, menjelaskan pengungkapan bermula dari laporan masyarakat tentang pengiriman ganja melalui jasa ekspedisi di Jalan Garuda Sakti KM 1, Pekanbaru. Pada 8 Agustus 2025, tim yang dipimpin Kombes Pol Berliando mengamankan kedua tersangka di loket pengiriman dengan barang bukti satu kardus berisi 23 paket ganja kering yang akan dikirim ke Tangerang Selatan.
Interogasi mengungkap masih ada paket ganja lain yang disimpan di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UIN Suska Riau. Petugas kemudian melakukan penggeledahan di lokasi tersebut dengan disaksikan pihak kampus.
Komentar