Kyiv (Riaunews.com) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menjadi mediator dalam upaya perdamaian antara Ukraina dan Rusia, seperti yang dilakukan Washington dalam konflik Gaza. Permintaan itu disampaikan dalam panggilan telepon pada Sabtu (11/10/2025), sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.
Dalam percakapan tersebut, Zelenskyy menegaskan keyakinannya bahwa perdamaian di Ukraina bisa tercapai jika ada kemauan politik yang sama seperti dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah. “Jika perang bisa dihentikan di satu wilayah, maka perang lainnya tentu juga bisa dihentikan, termasuk perang Rusia,” ujarnya.
Seruan ini datang sehari setelah Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina, yang menyebabkan pemadaman listrik di Kyiv dan sembilan wilayah lainnya. Pemerintah Ukraina menyebut serangan tersebut sebagai salah satu yang paling parah dalam beberapa bulan terakhir.
Zelenskyy juga mengeluhkan bahwa upaya diplomatik untuk mengakhiri invasi Rusia semakin melambat, karena perhatian dunia kini banyak terfokus pada proses gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Melalui unggahan di Facebook, Zelenskyy menyebut pembicaraannya dengan Trump sebagai “positif dan produktif”, serta memuji rencana gencatan senjata di Timur Tengah sebagai “luar biasa”. Ia berharap Trump dapat menekan Moskow agar kembali ke meja perundingan.
Sementara itu, baik Rusia maupun Ukraina saling menuduh sebagai pihak yang menghambat kemajuan menuju kesepakatan damai. Moskow menuding Ukraina dan sekutunya di Eropa memperburuk situasi dengan campur tangan Washington, sedangkan Kyiv menilai Rusia hanya berupaya membeli waktu untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
Komentar