Aktivis Pro-Demokrasi Macau Ditangkap atas Tuduhan Kolusi dengan Kekuatan Asing

Internasional275 Dilihat

Macau (RiauNews.com) – Otoritas Macau menangkap tokoh pro-demokrasi terkemuka, Au Kam San, atas tuduhan berkolusi dengan kekuatan asing untuk membahayakan keamanan nasional. Polisi menyampaikan penangkapan itu melalui pernyataan resmi pada baru- baru ini setelah petugas membawa Au dari rumahnya pada Rabu pagi lalu (30/07/2025).

Kejaksaan langsung menempatkan Au dalam penahanan wajib setelah penyidik melakukan pemeriksaan awal. Mereka menyatakan bahwa Au telah menjalin hubungan dengan organisasi anti-Tiongkok di luar negeri sejak tahun 2022. Ia diduga mengirimkan informasi yang mereka anggap sebagai palsu dan menghasut untuk dipublikasikan secara daring maupun dalam pameran di luar negeri.

Pihak berwenang juga menuduh Au mencoba menimbulkan kebencian terhadap pemerintah Beijing, mengganggu proses pemilihan kepala eksekutif Macau tahun 2024, dan memprovokasi tindakan permusuhan dari negara lain terhadap Macau. Polisi belum mengungkap organisasi asing yang dimaksud, namun mereka memastikan penyelidikan terus berlanjut.

Au selama ini dikenal sebagai pengkritik vokal pemerintah Macau dan Tiongkok. Ia pernah menjabat sebagai anggota legislatif selama hampir dua dekade hingga mengundurkan diri pada 2021. Selain itu, ia mendirikan beberapa organisasi pro-demokrasi, termasuk New Macau Association, dan rutin menyampaikan kritik melalui media sosial.

Jaksa menyatakan tekad mereka untuk menindak pihak yang mencoba mengganggu stabilitas nasional dan berjanji akan menghadapi “kekuatan bermusuhan sampai tuntas.”

Istri Au terlihat hadir di kantor kejaksaan pada Kamis dan tercatat sebagai saksi dalam kasus ini, menurut laporan media lokal. Hingga saat ini, baik Au maupun istrinya belum memberikan komentar kepada publik.

Aktivis asal Macau yang kini tinggal di Inggris, Jason Chao, memperingatkan bahwa penangkapan ini akan menimbulkan efek jera mendalam bagi masyarakat Macau. Ia menilai tindakan tersebut semakin mempersempit ruang kebebasan sipil di wilayah tersebut.

Pemerintah Macau semakin memperketat undang-undang keamanan nasionalnya sejak mengamendemen hukum pada 2023 agar sejalan dengan ketentuan serupa di Hong Kong dan Tiongkok. Berbeda dari Hong Kong yang mengalami gelombang protes besar pada 2014 dan 2019, gerakan oposisi di Macau tetap kecil dan berada di bawah kendali ketat pemerintah.

Selama ini, Au tetap tampil sebagai salah satu suara kritis yang menyoroti isu ketimpangan sosial dan kurangnya transparansi pemerintahan. Ia memimpin berbagai aksi protes di tengah lonjakan pendapatan dari sektor perjudian yang menopang ekonomi kota berpenduduk sekitar 700.000 jiwa tersebut.

Komentar