Empat badan PBB—International Organization for Migration (IOM), United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), United Nations Children’s Fund (UNICEF), dan World Food Programme (WFP)—mengeluarkan pernyataan bersama pada Sabtu (25/10/2025), menyerukan perhatian global terhadap memburuknya situasi kemanusiaan di Sudan. Mereka menyoroti bahwa lebih dari 900 hari konflik telah menghancurkan layanan publik dan memicu krisis pangan akut.
“Lebih dari 900 hari pertempuran brutal, pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, kelaparan, dan runtuhnya layanan-layanan penting telah mendorong jutaan orang ke ambang kelangsungan hidup, terutama perempuan dan anak-anak,” demikian bunyi pernyataan resmi keempat lembaga tersebut.
Para pemimpin badan PBB itu baru-baru ini mengunjungi Sudan dan menyaksikan langsung kehancuran di wilayah konflik. Mereka melaporkan meningkatnya angka malnutrisi pada anak serta meluasnya kelaparan di berbagai provinsi. Kondisi ini disebut sebagai salah satu krisis perlindungan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
PBB juga menyoroti bahwa akses ke wilayah terdampak sangat terbatas akibat situasi keamanan yang tidak stabil serta hambatan birokrasi. Jutaan warga yang mengungsi di dalam dan luar negeri hidup tanpa dukungan memadai, sementara mereka yang kembali ke Sudan menghadapi kesulitan ekstrem karena layanan dasar praktis tidak berfungsi.
“Dunia tidak boleh berpaling dari penderitaan rakyat Sudan,” tegas pernyataan bersama itu. PBB menyerukan pendanaan darurat dan dukungan jangka panjang untuk memperluas operasi kemanusiaan, memulihkan layanan dasar, dan membantu masyarakat Sudan membangun kembali kehidupan mereka yang hancur akibat perang.
Komentar