Pekanbaru (Riaunews.com) – Harga cabai di Kota Pekanbaru terus melonjak dalam beberapa hari terakhir. Dari pantauan di sejumlah pasar tradisional, harga cabai merah kini mencapai Rp100 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini langsung dikeluhkan masyarakat serta para pedagang dan pelaku usaha kuliner yang mengandalkan cabai sebagai bahan utama masakan.
Bagi masyarakat Melayu, cabai menjadi bumbu penting yang tak terpisahkan dalam berbagai hidangan tradisional. Karena itu, lonjakan harga ini dirasakan cukup memberatkan dan berdampak pada biaya konsumsi rumah tangga maupun harga jual makanan di pasaran.
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menaruh perhatian serius terhadap kondisi tersebut. Ia menyatakan pemerintah kota akan menggelar pasar murah setiap pekan untuk membantu masyarakat menghadapi lonjakan harga bahan pokok, terutama cabai. Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga stabilitas harga sekaligus menekan laju inflasi di daerah.
“Kita lakukan pasar murah tiap pekan, tapi memang harga cabai saat ini tembus di angka Rp100 ribu lebih. Karena itu, kami melakukan subsidi untuk masyarakat melalui pasar murah agar inflasi tidak semakin tinggi,” kata Agung Nugroho, Senin (6/10/2025).
Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Pekanbaru akan memperluas jangkauan pasar murah hingga ke tingkat kelurahan dengan pola maraton mulai pekan ini. Fokus kegiatan tersebut adalah bahan pokok yang mengalami kenaikan signifikan, seperti cabai, beras, dan minyak goreng. “Selasa kita akan lakukan maraton pasar murah tingkat kelurahan, khususnya untuk bahan sembako yang harganya tinggi,” jelasnya.
Agung menambahkan, kenaikan harga cabai tidak hanya terjadi di Pekanbaru, melainkan juga di berbagai daerah lain di Indonesia. Karena itu, pihaknya berupaya agar masyarakat tetap bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, sekaligus menjaga daya beli warga agar tidak semakin tertekan.







Komentar