Pekanbaru (Riaunews.com) – Keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru menyampaikan keluhan terkait pelayanan medis terhadap Arazaqul (20), warga Mahato, Kabupaten Rokan Hulu. Pasien yang baru menjalani operasi pengangkatan alat bantu makan di perut pada Kamis (18/9/2025), sempat diminta pulang meski kondisinya belum pulih.
Menurut keterangan keluarga, pasien dipulangkan dalam keadaan masih mengalami keluhan pascaoperasi. Setelah orang tua mengadukan hal ini ke bagian pengaduan RSUD, pasien akhirnya kembali dirawat. Namun, keluarga menilai pelayanan lanjutan yang diberikan tidak memadai, karena pasien tidak mendapat infus maupun obat selama hampir satu hari.
Suroto, SH, Koordinator Tim Advokat Pejuang Keadilan (TAPAK) Riau, mengatakan pasien telah menggunakan alat bantu makan sejak 2013 usai menjadi korban penganiayaan. Dalam tiga tahun terakhir pasien sudah dapat makan normal, sehingga keluarga membawa ke RSUD untuk melepas alat bantu tersebut. “Pascaoperasi, kondisi pasien justru memburuk. Luka operasi melebar, mengeluarkan darah dan nanah, serta pasien masih mengeluh sakit. Namun dokter menyatakan pasien bisa pulang meskipun luka belum dijahit sempurna,” ungkapnya, Kamis (25/9).
Keluarga terkejut dengan keputusan tersebut dan sempat melapor ke bagian pengaduan saat masih berada di area parkir rumah sakit. Setelah itu pasien dibawa masuk kembali, tetapi menurut pihak keluarga tidak segera mendapat tindakan medis lanjutan hingga keesokan harinya.
Untuk mendapatkan penanganan lebih serius, TAPAK Riau mengadukan kasus ini ke Dinas Kesehatan serta DPRD Provinsi Riau. “Keluarga sangat kecewa karena pelayanan RSUD Arifin Achmad seolah-olah menyepelekan masyarakat kecil. Kami berharap pihak terkait memberikan perhatian agar pelayanan kesehatan lebih serius dan adil,” kata Suroto.
Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Arifin Achmad belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan keluarga pasien.