Cofounder YouTube Steve Chen Peringatkan Dampak Buruk Video Pendek pada Anak-anak

Gadget327 Dilihat

New York (Riaunews.com) – Steve Chen, salah satu pendiri YouTube, menjadi tokoh teknologi yang memperingatkan dampak negatif media sosial terhadap anak-anak. Dalam sebuah diskusi publik yang baru-baru ini diterbitkan, Chen menyebut konten video berdurasi pendek sebagai penyebab berkurangnya daya konsentrasi anak dan mengaku tidak ingin anak-anaknya hanya mengonsumsi jenis konten seperti itu.

“Konten seperti TikTok itu hanya hiburan semata, untuk sesaat saja. Konten berdurasi pendek identik dengan rentang perhatian yang juga pendek,” ujar Chen dalam diskusi yang berlangsung di Stanford Graduate School of Business dan dipublikasikan di YouTube, Jumat lalu.

Chen, yang pernah menjabat sebagai Chief Technology Officer YouTube sebelum diakuisisi Google pada 2006, menyatakan kekhawatiran atas maraknya konten video pendek di berbagai platform. Ia juga mengakui tidak ingin anak-anaknya hanya terbiasa dengan tontonan cepat dan penuh warna yang dirancang untuk memancing perhatian.

“Saya tahu beberapa orang tua memaksa anak mereka menonton video yang lebih panjang dan tanpa efek visual yang mencolok. Ternyata ini cukup efektif,” kata Chen, yang kini memiliki dua anak dari pernikahannya dengan Jamie Chen.

Menurutnya, jika anak-anak tidak langsung terekspos ke konten pendek sejak dini, mereka tetap dapat menikmati jenis tontonan lain yang lebih mendalam.

Chen menyoroti bahwa banyak perusahaan kini berlomba menyediakan konten pendek setelah popularitas TikTok melejit. Namun, ia menekankan perlunya menyeimbangkan antara tujuan komersial dan penyediaan konten yang benar-benar bermanfaat.

“Perusahaan penyedia video pendek, termasuk YouTube, seharusnya mulai memasang sistem pengaman untuk anak-anak,” katanya. Ia menyarankan pembatasan usia, serta pengaturan waktu penggunaan aplikasi sebagai langkah perlindungan.

Peringatan Chen menambah panjang daftar tokoh teknologi yang mengkhawatirkan dampak media sosial terhadap anak. Sebelumnya, CEO OpenAI Sam Altman dan pemilik platform X (dahulu Twitter) Elon Musk juga menyampaikan hal serupa.

Dalam sebuah podcast pekan lalu, Altman secara khusus menyinggung kebiasaan menggulir media sosial dan “ledakan dopamin” dari video pendek yang disebutnya bisa “mengganggu perkembangan otak anak secara mendalam.”

Sementara itu, Musk mengakui bahwa ia sebelumnya tidak membatasi penggunaan media sosial pada anak-anaknya, namun kemudian menyadari itu “mungkin adalah sebuah kesalahan.” Ia kini mendorong para orang tua untuk lebih aktif memantau kebiasaan online anak mereka.

“Saya rasa, saya akan mulai membatasi media sosial lebih ketat dan memerhatikan apa yang mereka tonton, karena sejujurnya sekarang mereka seperti sedang diprogram oleh algoritma media sosial, yang belum tentu kita setujui,” ujar Musk.

Komentar